By: Admin | 14 Agustus 2022
By: Admin | 14 Agustus 2022
2 tahun yang lalu
2 tahun yang lalu
2 tahun yang lalu
Prolog
Masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa banyak keinginannya yang melawan hukum fisika. Sebagai konsekuensinya, keinginan itu selamanya tidak mungkin terwujud. Fenomena ini terjadi karena kurangnya pemahaman akan berlakunya hukum–hukum ilmu–ilmu keras, seperti fisika.
Dalam kehidupan sehari hari, penulis sering melihat proses negosiasi transaksi jual beli. Pembeli mengajukan usulan yang dengan serta merta ditolak oleh penjual, karena jika usulan itu diterimanya, dapat dipastikan usahanya bakal bangkrut. Pembeli ingin membeli suatu produk atau jasa dalam jumlah banyak, mutunya bagus. Jika yang akan dibeli berupa makanan, rasanya harus enak. Usulan berikutnya, harganya harus murah. Uraian di atas dapat diringkas menjadi motto Banyak, Bagus / Enak, dan Murah.Lalu apa yang salah dari keinginan pembeli itu ditinjau dari ilmu fisika?. Uraian di bawah ini akan memperjelas soal itu.
Kuantitas Vs. Kualitas
Semua materi di alam yang tersedia dalam jumlah banyak, dapat dipastikan kualitasnya rendah. Untuk mendapatkan emas murni seberat 1 Kg, diperlukan ratusan ton batuan atau pasir yang mengandung emas. Dengan teknologi tinggi, tenaga kerja terampil dan energi tinggi, massa batuan dan pasir yang mengandung emas, diekstraksi, sehingga dihasilkan 1 Kg emas murni. Oleh karena hasil yang diperoleh dari ekstraksi, jumlahnya tidak banyak, maka tidak mungkin dapat mengakomodasikan keinginan mendapatkan jumlah suatu benda dalam kuantitas besar, dan kualitasnya tinggi. Orang harus memilih antara kualitas dan kualitas. Selain mekanisme ekstraksi, kualitas terbaik dapat dihasilkan melalui mekanisme sortir. Sebuah pohon jeruk berbuah lebat, mencapai 50 buah. Buah buah dari satu pohon, mengalami laju pertumbuhan yang tidak sama. Dari 50 buah tersebut hanya 10 buah yang mencapai pertumbuhan maksimum, berkualitas super. Sisanya berkualitas sedang. Begitu juga dengan kumpulan siswa dari satu sekolah menengah, tidak semua berkemampuan akademik yang sama. Murid berkualitas terbaik, dikumpulkan dalam satu kelas yang disebut kelas unggulan. Selebihnya yang berjumlah mayoritas berkualitas lebih rendah. Jadi tidak mungkin mendapatkan kualitas terbaik dalam jumlah besar.
Mengingat jumlah yang berkualitas tinggi tidak banyak, maka berlaku *hukum kelangkaan*. Setiap jenis barang berkategori langka, pasti harganya mahal. Makanan berkualitas dihasilkan dari bahan bahan berkualitas tinggi dan diolah dengan skill tinggi, pasti rasanya enak dan harganya pasti mahal. Setiap saat kita selalu dihadapkan pada pilihan pilihan di antara variabel variabel kuantitas, kualitas dan harga yang saling berinteraksi. Dibutuhkan ilmu sebelum mengambil suatu pilihan. Seringkali kita dihadapkan pada dilema atau trilema atau bahkan multilema. Dalam memilih, kita tidak dapat mengambil semua pilihan terbaik, tetapi merupakan kombinasi pilihan yang rasional. Untuk mengakomodasi kepentingan orang banyak, terpaksa harus menurunkan standard mutu, sampai level yang masih dapat ditoleransi dan harga yang masih terjangkau. Pilihan yang diambil merupakan hasil interaksi, negosiasi, tarik menarik kepentingan dari banyak pihak. Salah satu bentuk keputusan yang bijaksana adalah kemampuan meramu dan menetapkan titik keseimbangan harmoni yang dapat mengakomodasi kebutuhan orang banyak, dengan kualitas yang masih dapat ditoleransi dan dengan harga yang masih dapat terjangkau. Alam tiga dimensi tidak mungkin bermurah hati dengan mentoleransi keinginan yang ingin serba banyak , serba bagus / enak, sekaligus serba murah
Epilog
Banyak orang harus disadarkan bahwa dalam hidup diperlukan kearifan dalam memilih keputusan. Interaksi di alam bersifat dinamis, rumit. dan terikat pada dalil dalil ilmu alam. Orang harus disadarkan bahwa hidup di bumi harus patuh / taat pada dalil dalil ilmu alam dimensi tiga, karena dalil dalil itu tergolong hukum besi, mengenai siapa saja, di mana saja, kapan saja. tanpa kecuali. Dalam menghadapi hukum besi, dibutuhkan kepatuhan. Alam akan bersikap kejam, melindas siapapun yang tidak patuh.
Dishare oleh: Hazwan Iskandar Jaya
Trilogika Edutama Yogyakarta