Trilogika Edutama

Perubahan dan Budaya Organisasi: Perspektif Kultural dalam Transformasi Sosial

By: Admin | 04 Desember 2024

Perubahan dan Budaya Organisasi: Perspektif Kultural dalam Transformasi Sosial

By: Admin | 04 Desember 2024

Artikel Terkait


Penulis : Hazwan Iskandar Jaya, Mahasiswa Magister Manajemen Pascasarjana FEB Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Perubahan organisasi merupakan fenomena yang tak terhindarkan dalam dunia kerja dan pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman, organisasi harus menyesuaikan diri dengan dinamika sosial, teknologi, dan budaya. Salah satu teori yang bisa dijadikan rujukan dalam memahami perubahan organisasi adalah Teori Budaya Organisasi Ki Hadjar Dewantara. Dalam konteks ini, pemikiran Dewantara menawarkan perspektif yang mendalam mengenai peran budaya dalam membentuk struktur dan proses organisasi, terutama dalam menghadapi perubahan. Artikel ini akan mengkaji bagaimana perubahan organisasi dapat dihubungkan dengan teori budaya organisasi Ki Hadjar Dewantara serta relevansi dan penerapannya dalam konteks modern.

Perubahan organisasi sering kali dipandang sebagai proses yang kompleks dan penuh tantangan. Menurut Kotter (1996), perubahan organisasi adalah langkah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan eksternal yang mengancam kelangsungan hidup organisasi. Proses ini melibatkan pergeseran dalam struktur, strategi, proses, serta nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Perubahan dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti kemajuan teknologi, perubahan dalam kebutuhan konsumen, atau kebijakan pemerintah yang baru (Jex & Britt, 2008).

Namun, perubahan tidak hanya berkaitan dengan aspek struktural dan prosedural organisasi. Organisasi yang efektif juga harus mampu mengelola perubahan dalam aspek budaya. Di sinilah teori budaya organisasi Ki Hadjar Dewantara memainkan peran penting. Dewantara, sebagai seorang tokoh pendidikan, menekankan bahwa budaya adalah dasar yang mengikat dalam setiap perubahan organisasi. Dalam hal ini, budaya organisasi bukan hanya sekadar norma atau nilai yang berlaku, tetapi juga menjadi kekuatan pendorong bagi tercapainya tujuan organisasi.

 

Budaya Organisasi Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara dikenal dengan pemikirannya tentang pendidikan yang berbasis pada kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam konteks organisasi, Dewantara mengembangkan pandangan bahwa organisasi haruslah dibangun berdasarkan prinsip-prinsip yang mengakar pada budaya lokal. Hal ini bertujuan untuk menciptakan iklim organisasi yang inklusif dan relevan dengan kondisi sosial masyarakat.

Menurut Dewantara, budaya organisasi seharusnya tidak hanya mencerminkan nilai-nilai yang bersifat formal atau struktural, tetapi juga yang bersifat manusiawi dan mendalam. Dalam bukunya "Pendidikan dalam Kebudayaan", Dewantara menyatakan bahwa organisasi yang sehat harus mampu menjaga harmoni antara kebutuhan struktural dengan nilai-nilai kultural yang ada dalam masyarakat (Dewantara, 1947). Dengan demikian, perubahan organisasi yang dipicu oleh faktor eksternal, seperti teknologi atau pasar, harus tetap sejalan dengan nilai budaya yang menjadi identitas organisasi tersebut.

Implementasi teori budaya Dewantara dalam organisasi modern dapat dilihat dalam bagaimana organisasi mengelola perubahan. Sebagai contoh, dalam menghadapi perubahan teknologi yang pesat, organisasi tidak hanya berfokus pada pembaruan sistem atau infrastruktur, tetapi juga pada pembentukan budaya digital yang sejalan dengan prinsip-prinsip budaya yang ada dalam masyarakat. Hal ini membantu membangun keterikatan emosional antara anggota organisasi dan tujuan bersama.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa budaya yang kuat dapat mempercepat proses perubahan organisasi. Sebuah studi oleh Schein (2010) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah faktor kunci dalam keberhasilan perubahan, karena budaya menciptakan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan dan interaksi antar individu dalam organisasi. Di Indonesia, pemikiran Dewantara dapat dilihat dalam beberapa organisasi yang mengutamakan nilai-nilai kebudayaan lokal dalam menghadapi globalisasi dan perubahan sosial. Hal ini memperlihatkan bahwa keberlanjutan suatu organisasi tidak hanya bergantung pada inovasi teknis, tetapi juga pada kemampuan untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya yang ada.

Dalam konteks perubahan organisasi, terdapat beberapa jurnal internasional yang relevan untuk membahas teori budaya organisasi. Salah satunya adalah artikel oleh Schein (2010) yang mengungkapkan pentingnya budaya dalam manajemen perubahan. Jurnal lainnya, seperti yang diterbitkan oleh Jex & Britt (2008), juga menyoroti bagaimana perubahan organisasi dapat dikelola dengan memperhatikan aspek budaya yang mendalam.

Di tingkat nasional, beberapa jurnal juga membahas penerapan budaya dalam organisasi, seperti yang tercermin dalam penelitian oleh Hermawan & Lestari (2017) yang mengkaji pengaruh budaya organisasi terhadap efektivitas kinerja organisasi di Indonesia. Penelitian lainnya oleh Santoso & Handayani (2020) juga menunjukkan bagaimana budaya lokal, dalam hal ini budaya Jawa, dapat berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.

Teori budaya organisasi Ki Hadjar Dewantara memberikan perspektif yang sangat penting dalam mengelola perubahan dalam organisasi. Melalui pendekatan kultural ini, organisasi dapat menjaga keseimbangan antara inovasi dan keberlanjutan nilai-nilai yang sudah ada dalam masyarakat. Dalam menghadapi perubahan, baik dalam aspek teknologi, sosial, maupun struktural, organisasi yang memiliki budaya yang kuat akan lebih mudah beradaptasi dan berkembang. Seiring dengan perkembangan zaman, pemikiran Dewantara tetap relevan, terutama dalam konteks pengelolaan organisasi yang berbasis pada kebudayaan lokal dan nilai-nilai kemanusiaan.



Daftar Pustaka

Dewantara, K. H. (1947). Pendidikan dalam Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Kotter, J. P. (1996). Leading Change. Harvard Business Press.

Schein, E. H. (2010). Organizational Culture and Leadership. Jossey-Bass.

Jex, S. M., & Britt, T. W. (2008). Organizational Psychology: A Scientist-Practitioner Approach. Wiley.

Hermawan, L., & Lestari, S. (2017). Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja organisasi: Studi pada perusahaan di Indonesia. Jurnal Manajemen Indonesia, 15(3), 65-79.

Santoso, S., & Handayani, P. (2020). Peran budaya Jawa dalam pengelolaan organisasi di era modern. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 28(2), 112-124.

Tags: